Rabu, 07 Desember 2016

Ishak atau Ismail

Ayat Pokok;
"Ambilah anakmu yang tunggal itu yang engkau kasihi, yakni Ishak,  pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan ku katakan kepadamu."
(Kejadian 22:2)

Pendahuluan
Kisah mengenai Bapa Abraham ( atau Nabi Ibrahim, AS) mempersembahkan anaknya, adalah kisah yang sangat terkenal, tidak saja dikalangan umat Kristen, tetapi juga dikalangan lain yang bukan Kristen. Walaupun demikian, ada sedikit perbedaan antara siapa yang dikorbankan pada waktu itu oleh Bapa Abraham. Kaum Kristen, sesuai dengan kesaksian Taurat dan Injil, meyakini bahwa anak Abraham yang hendak dikorbankan itu adalah Ishak.  Sementera menurut kelompok yang lain bukan Ishak tetapi Ismail. Tentunya mereka punya beberapa alasan yang menurut mereka sebagai alasan sehingga mereka meyakini bahwa yang hendak dikorbankan oleh Bapa Abraham adalah Ismael.

Sesungguhya esensi dari kisah itu bukanlah tentang Ishak atau Ismael. Disatu sisi tentu kita menghargai pendapat orang lain walaupun mungkin berbeda pendapat dengan kita. Namun sekali lagi, esensinya disini bukan tentang Ishak atau Ismael. Toh keduanya sama-sama tidak jadi dikorbankan. Sebab yang akhirnya dikorbankan adalah seekor domba.

Kejadian 22:13
"Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan dibelakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya."


Ada beberapa kesaksian yang menguatkan bahwa yang hendak dikorbankan oleh Bapa Abraham adalah Ishak.
Pertama: Kesaksian Kitab Taurat (Kejadian 22:13)
Kedua  : Kesaksian Kitab Perjanjian Baru ( Ibrani  11:17, Yakobus 2:21)
Ibrani 11:17
"Karena iman, maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal."

Yakobus 2:21
"Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya diatas mezbah?"

Injil ditulis ribuan tahun setelah Taurat, tetapi keduanya menyampaikan kebenaran yang sama.

Ketiga: Kesaksian Tarqum Yahudi
Selain kitab Taurat dan Injil, ada juga Tarqum, yang merupakan tradisi lisan  dari Kitab Taurat dan Zabur( Mazmur) serta kitab nabi-nabi. Tarqum Pseudo-Jonathan dan Onkelos menulis,"...Dia berkata, ambilah sekarang yang kamu kasihi Ishak: persembahkanlah dia... diatas salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

Ketika ada satu sumber yang mengatakan sesuatu, sementara tiga saksi mengatakan yang tidak sama dengan yang disampaikan oleh yang satu orang. Maka secara logika, kesaksian 3 orang itulah yang memenui unsur kebenaran. Hal ini juga ditegaskan oleh Kitab Suci.

Bilangan 35:30
"Setiap orang yang telah membunuh seseorang haruslah dibunuh sebagai pembunuh menurut keterangan saksi-saksi, tetapi kalau hanya satu orang saksi saja tidak cukup untuk memberi keterangan terhadap seseorang dalam perkara hukuman mati."

Ibrani 10:28
"Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan  atas keterangan dua atau tiga orang saksi."

Matius 18:16
"Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan."


Pengorbanan Ishak dan Pengoranan Yesus
Sesungguhnya pengorbanan Ishak adalah suatu nubuatan akan pengorbanan Kristus yang sudah rela mati, dikorbankan untuk menenbus dosa semua manusia.
 Yohanes 1:29
"Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata "Lihatlah anak domba Allah yang menghapus dosa dunia."

Matius 26:28
"Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa."

sebab penderitaan

Ayat Pokok:  1 Petrus 4:12
" Saudara-saudaraku yang kekasih,  janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu"

Pendahuluan
Penderitaan berasal dari kata "derita" yang merupakan kata bentukan dari kata"dhira" dalam bahasa Sansekerta yang artinya" menahan atau menanggung.  Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat berupa penderitaan lahir, atau jasmani dan penderitaan batin.
Pendeitaan termasuk realitas dunia atau manusia. Dari intensitasnya, penderitaan dapat dibedakan menjadi penderitaan berat dan ringan. Namun juga unsur manusianya dapat menentukan berat atau tidaknya pendeitaan. Satu masalah yang sama bagi si A bisa saja adalah penderitaan yang ringan, tapi bagi si B bisa jadi itu penderitaan yang berat.

3Sebab Penderitaan
Ada tiga sebab mengapa kita menderita
pertama: Kita menderita karena berbuat salah.
1 Petrus 3:17 " Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat:. Jelas sekali apabila ada ada yang mencuri kemudian tertangkap dan digebugin, ia akan mengalami penderitaan karena kesalahan yang ia lakukan ( 1 Petrus 4:15).  Contoh ini begitu mudah kita pahami.  Dalam 1 Petrus 2:20 juga disampaikan" Sebab dapatkan disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Apa yang harus kita lakukan ketika kita menyadari bahwa penderitaan ini adalah karena kita berbuat salah, tentu yang terbaik adalah kita instrospeksi diri dan berjanji untuk tidak mengulangi. Kita jadikan hal ini sebagai pelajaran berharga untuk langkah hidup selanjutnya.

Kedua, Kita menderita karena berbuat benar. Seperti pada 1 Petrus 3:17 tadi,  ternyata perbuatan baik dapat juga membuat kita menderita. Contohnya: Yusuf. Saat ia diajak berhubungan badan dengan isti Potifar, Yusuf dengan tegas menolaknya ( Kejadian 39:12). Apakah dengan melakukan kebenaran ini tidak a da reaksi yang ia terima? oh, tidak, Sebab istri Potifar yang terlanjur malu karena keinginanya ditolak mentah-mentah oleh Yusuf, kemudian memfitnah dengan membuat laporan palsu dengan memutarbalikan fakta kepada suaminya. Akhirnya Yusuf harus mendeita perlakuan yang tidak adil. Ia harus mendekam dipenjara. Sebuah penderitaan sebagai akibat perbuatan  baik yang Yusuf lakukan.
Contoh lainnya adalah: Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka menolak menyembah patung buatan Nebukadnezar. Ini adalah hal yang baik. Namun demikian mereka harus alami penderitaan dengan dilemparkan kedalam dapur perapian yang menyala-nyala. Tetapi puji Tuhan, Allah campur tangan. Mujizat Tuhan dinyatakan, dam mereka akihirnya dibebaskan ( Daniel 3)

Ketika menghadapi penderitaan karena berbuat baik, jangan menyalahkan Tuhan. Tetap setia dan bertahan, sampai Tuhan menyatakan pertolongan. Percayalah, Allah akan menolong kita tepat pada waktunya.

Ketiga, Kita menderita karena sebab yang tidak kita ketahui dengan pasti.  ketika kita alami penderitaan, kita sudah menganalisa dan tetap belum juga menemukan jawaban apa penyebabnya, maka itu artinya Anda sedang mengalami penderitaan tanpa ada sebabnya. Hal ini seperti apa yang dialam Ayub yang tidak mengerti mengapa musibah menimpa dirinya? Sebenarnya Allah mengizinkan kita mengalami penderitaan sebagai alat bagi Tuhan untuk menjadikan kita lebih dewasa dalam Dia.  Bahkan Alkitab berkata bahwa Allah menguji kita dalam dapur api kesengsaraan, seperti yang dicatat dalam Yesaya 48:10 " Sesungguhnya aku telah memurnikan engkau,namun bukan seperti perak. tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.
Kalau memang Tuhan mengijinkan kita melewati penderitaan,itu berarti kita tidak dapat menghidarinya. Sia-sia juga walaupun Anda berdoa "  Tuhan bebaskan aku dari penderitaan ini". Yang bisa kita ucapkan kepad Tuhan adalah " Tuhan, berikan aku kekuatan melewati penderitaan ini dan sertai aku seperti janji-Mu".  Tetaplah bersukacita dan bersyukur kepada-Nya

Penutup:
kalau Anda menderita, jangan heran. Cobalah Anda teliti kembali penyebab dari penderitaan Anda. Kalau itu karena kesalahan, bertobatlah dan Tuhan segera akan memulihkan Anda.  Apabila karena kebenaran dan sebab yang tidak Anda ketahui, bersukacitalah, sebab Tuhan berjanji akan menyertai kita.

" TIDAK ADA ALAT YANG PALING AMPUH UNTUK MENDEWASAKAN SESEORANG DIDALAM TUHAN KECUALI MELALUI PENDERITAAN"

Kemenangan bagi orang percaya

kemenangan orang yang percaya

Ayat Pokok:
"Bukan, tetapi Akulah panglima Balatentara Tuhan. Sekarang Aku datang."
(Yosua 5:14)

Pendahuluan
Bagi bangsa Israel, kota Yerikho adalah salah satu penghalang untuk mencapai tanah perjanjian. Tembok kota Yerikho demikian kokoh. Kota Yerikho didirikan pada tahun 9600 SM dan berada di dekat sungai Yordan di Israel. Kota Yerikho merupakan distrik militer Paletina pada waktu itu sehingga sudah pasti diperlengkapi dengan prajurit-prajurit pilihan dan benteng yang kuat sebagai pertahanan. John Garstang , seorang ahli dalam ilmu purbakala (arkeolog) Inggris (1876-1956), menemukan reruntuhan tembok Yerikho yang dalam penelitian yang ia lakukan pada selang waktu 1930-1936. Kemudian antara tahun 1952 - 1958, Kathleen Kanyon ( arkeolog Inggris),  juga menemukan kembali tembok bagian dalam kota Yerikho. Dari penelitian ini ditemukan bahwa tembok kota Yerikho terdapat dua lapis yaitu lapis dalam dan luar. Hal ini membuktikan betapa kuatnya pertahanan kota Yerikho.

Dalam penelitian juga ditemukan bahwa konstruksi tower pada tembok itu terdiri atas 22 anak tangga yang diameter dasarnya sekitar 9 meter, dan diameter bagian atasnya sekitar 7 meter, dengan dinding sekitar 1, 5 meter tebalnya. Dari sini kita bisa membayangkan bagaimana kuat dan kokohnya tembok kota Yerikho.

Tembok Yerikho adalah gambaran masalah yang besar yang sedang dihadapi oleh  Yosua dan orangporang Israel pada waktu itu. Namun kita tahu bahwa akhirnya oleh pertolongan Tuhan, Yosua dan seluruh bangsa Israel pada waktu itu dapat meruntuhkan tembok Yerikho dan mengalahkan penduduk Yerikho.

Kunci Kemenangan Orang Percaya
Apa yang menjadi kunci kemengan Yosua dan orang Israel pada waktu itu?

1. Yosua melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan.
Tuhan memerintahkan kepada Yosua dan bangsa Israel untuk mengelilingi tembok Yerikho 1 kali sehari selama 6 hari. Tetapi pada hari yang ke 7, kelilingi sebanyak 7 kali. Tuhan juga memerintahkan kepada para imam untuk ada dibarisan terdepan dan  membawa sangkakala serta tabut perjanjian. Selama berjalan 6 hari, tidak ada seorangpun yan boleh berkata sepatah katapun, tetapi pada hari yang ketujuh nanti bersorak-sorailah. Dan Yosua beserta seluruh orang Israel melakukan tepat seperti yang Tuhan perintahkan. Ketaatan mereka membuahkan mujizat yang dahsyat dan kemenangan yang hebat.

2. Sedikit bicara, banyak berdoa ( puasa perkataan).
Israel terkenal sebagai bangsa yang suka bersungut-sungut. Tetapi ketika mereka menghadapi tembok Yerikho mereka mentatati perintah Tuhan untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun saat mengelilingi tembok Yerikho pada hari yang pertama sampai ke enam. Baru nanti pada hari yang ketujuh, mereka diperintahkan untuk bersorak-sorai. Dari sini kita lihat betapa perkataan itu sangat menentukan keberhasilan atau kesuksesan yang akan kita dapatkan.

Zig Ziglar pernah berkata," Saya belum pernah bertemu dengan orang sukses yang tidak menjaga perkataan-Nya.

"Bibir yang benar, dikenan raja dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya." ( Amsal 16:13)

"Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang." ( Amsal 16:24).

3. Utamakan Tuhan
Orang-orang Israel mengutamakan Tuhan dan taat kepada firman-Nya, walaupun apa yang Tuhan perintahkan seolah-olah tidak masuk akal. Tapi mereka belajar untuk mengutamakan Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Hasilnya kemenangan mereka dapatkan.

4. Gaya hidup bersorak memuji Tuhan
Gaya hidup memuji Tuhan perlu terus kita lakukan dalam segala keadaan untuk membuktikan kepada dunia, bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup. Apapun keadaan kita, seberat apapun masalah yang sedang kita hadapi. Bersoraklah !, Besryukurlah ! karena tembok besar yang kuat dan megah, sudah diserahkan Tuhan kepada kita, dibawah kaki kita. Kita sudah menang, karena Tuhan yang memberi kepada kita kemenangan.

Penutup
Ketika dalam permasalahan yang berat, mari kita mau tetap melakukan kebenaran firman Tuhan, banyak berdoa dan mengandalkan Tuhan, selalu mengutamakan Tuhan serta terus memuji Tuhan. Percayalah, kemenangan sudah Tuhan berikan.

Selasa, 06 Desember 2016

fans or follower

Judul   :Fans or followers
Teks     : Lukas  14: 25-33
Pendahuluan
Pernahkah kita mengagumi seseorang? Tentunya kita pernah. Seorang anak kecil saja jika ditanya dia akan menjawab aku ngefans sama artis ini atau aku ngefans sama siapa dan sebagainya. Seberapa banyak kita disini yang memiliki akun sosial media lebih dari satu. Tentunya kita tidak asing dengan dua kata ini.
Baca di slide: FANS Orang yang menggemari sesuatu:
ü  Barang
ü  Orang
ü  Kesenian
ü  Permainan, dll
FOLLOWERS Proses atau cara yang dilakukan oleh seseorang dengan turut mengambil bagian atau mengikutsertakan dirinya dalam proses tersebut.
Menjadi murid berarti orang yang belajar ( a learner) dari gurunya, meniru gurunya, tidak hanya belajar teori tapi juga belajar untuk melakukan apa yang dipelajarinya dari gurunya. Menjadi murid berarti menjadi pembelajar dan melakukan ajaran gurunya. Mat 10 ikut seseorang…akan sama dengan orang itu,murid tidak akan melebihi gurunya.
Menjadi murid Yesus adalah tugas utama dari Amanat Agung Mat 28: 19-20…jadikanlah segala bangsa murid-Ku, dan ajarlah mereka untuk melakukan segala sesuatu yg telah kuajarkan kepadamu. YANG MENJADI PERTANYAANNYA BAGI KITA ? MAU JADI MURID SEPERTI APAKAH AKU?  MAU JADI MURIT YANG HANYA IKUT-IKUTAN ATAU MAU JADI MURID YANG SEJATI. Penting untuk diketahui bahwa keselamatan dan menjadi murid adalah hal yang sama, tidak bisa dipisahkan. Orang Kristen yang sejati pasti adalah murid Yesus yang sejati. Masalahnya bisa saja seorang itu sudah dibaptis, mejadi anggota gereja, datang setiap minggu dan orang itu dipanggil “orang Kristen, tapi belum tentu orang itu sudah menjadi murid Yesus yang sesuai dengan syarat yang Yesus tetapkan dalam bacaan Lukas 14 : 25-33 ini. TERKADANG UNTUK MENJADI MURIT SEJATI KITA SERINGKALI BERPATOKAN DENGAN KRITERIA ATAU SYARAT UNTUK MENJADI MURIT SEJATI.

Dalam bacaan FT ini kita akan melihat apa saja syarat mutlak yang Tuhan Yesus tetapkan bahwa seseorang itu boleh dijuluki sebagai murid Yesus. Pada ayat 25 kita baca…banyak orang berduyun-berduyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya…(dalam Lukas 12 : 1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah bekerumun, sehingga mereka berdesak-desakan). Dari beribu-ribu orang yang mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya menuju Yerusalem, Yesus tahu apa yang ada dalam pikaran mereka, siapa yang benar-benar mau mengikuti Yesus (follower) dan siapa yang ikut-ikutan (fans). Yesus tidak mencari kerumunan orang yang tidak jelas motivasi dan komitmentnya tapi Yesus mencari murid-murid yang sungguh-sungguh mengikuti Dia. Maka Yesus sambil berpaling (berbalik tubuhnya) dan berkata kepada mereka : “Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, dan anak-anaknya, saudaranya-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadii murid-Ku. (ay.26).

Proposisi         
:SEBAGAI SEORANG HAMBA TUHAN KITA HARUS PASTIKAN BAHWA KITA ADALAH FOLLOWERS YESUS YANG SEJATI BUKAN FANS OF CHRIST (HARUS DI UCAPKAN TIGA KALI DENGAN CARA YANG BERBEDA)
Kalimat tanya    :APA SAJA SYARAT MUTLAK MENJADI FOLLOWERS  YESUS YANG SEJATI?

1.
Dari ay. 26 ini kita lihat syarat yang pertama untuk menjadi murid Yesus adalah mengasihi Yesus lebih utama dari pada ikatan hubungan keluarga dan bahkan nyawa sendiri. Kasih kepada Yesus harus nomor satu dari apapun juga. Ikatan hubungan keluarga ini mulai dari bapa dan ibu kandung, kemudian istri( apalagi pacar atau teman), terus anak-anaknya, bahkan saudara-saudaranya laki-laki /perempuan, bahkan sampai nyawanya sendiri harus dinomor sekiankan dibandingkan kasih kepada Yesus. Kata membenci (MISEO=HATE) disini tidak boleh diartikan Yesus mengajarkan kebencian kepada keluarga, jelas sekai Yesus mengajarkan kita harus menghormati ortu kita (perintah ke-5 Kel 20, Mat 15:4)), tapi kata ini adalah gaya bahasa Ibrani(Timur) yang dimaksudkan untuk ungkapan membandingkan, preferensi, bisa diartikan love less l ihat Mat 10:34-39) lihat ay.37…mengasihi bapa atau ibunya lebih dar ipada-ku (mengasihi …lebih daripada-Ku), jadi bukan kebencian yang agresif kepada anggota keluarga tapi adalah soal prioritas, perbandingan kepada siapa kita lebih loyal? Kepada Tuhan Maha Kuasa, Pencipta langit bumi yang adalah sumber keselamatan kita yang telah mati disalibkan demi dosa-dosa kita? atau ikatan hubungan keluarga di bumi atau nyawa sendiri yang sementara? Siapkah kita kalau keluarga kita menentang Yesus dan melarang kita untuk ikut Yesus?Siapkah kita kalau karena mengikut Yesus nyawa kita terancam oleh orang-orang yg benci kepada Yesus? Kalau kita tidak siap, tidak komitmen walaupun sampai resiko kehilangan nyawa sekalipun ( baca: Luk 9: 23, 17:33, 1 Yoh 3 16) berarti kita tidak bisa memenuhi syarat menjadi murid Yesus…Yesus sendiri berkata …ia tidak dapat menjadi murid-Ku (ay.26).

2. Syarat yang kedua adalah rela menderita dan terus menerus mengikuti Yesus (ay.27)
Orang-orang yang berduyun-duyun mengikuti Yesus itu mungkin berharap Yesus harusnya berkata : “ Jikalau seorang datang kepada-Ku dan menjadi murid-Ku dia akan mendapatkan kekayaan, kehormatan, dan berkat yang berkelimpahan; dia akan kujadikan orang hebat”. Tapi Yesus mengucapkan undangan Injil yang asli yaitu : “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan menjadi murid-Ku ia harus memikul salibnya dan terus-menerus ikut Aku dalam keadaan apapun”. Apakah maksud dari memikul salibnya (Yun, Ing: salibnya sendiri,pribadi) Apakah salib itu? Salib pada zaman Tuhan Yesus pada abad pertama bukan seperti yang kita lihat sekarang ini, sebagai asesoris yg manis dikalungkan dileher, atau symbol gedung gereja. Salib (Yun: Stauro, Ing: Cross
= kayu kasar untuk menghukum mati para penjahat di bawah pemerintahan Romawi), pada zaman Tuhan Yesus salib dikenal sebagai alat dari kayu kasar untuk menghukum mati para penjahat di bawah pemerintahan Romawi. Penjahat yang dihukum dengan alat kayu palang itu harus memikul salibnya sendiri sampai tempat penyaliban, diikat pada tangan pergelangan tangan dan kakinya, kemudian dipaku pada tangan dan kakinya,dan dibiarkan mati perlahan-lahan. Jadi pada saat Yesus mengatakan “pikullah salib”, kepada orang-orang yg mengikuti-Nya, mereka memiliki gambaran seperti ini, gambaran penderitaan salib yg mengerikan dan mematikan.
Dalam Lukas 9 :22-26 (baca) Yesus lebih terperinci mengatakan inti dari hal menjadi pengikut Yesus dalam ay. 27 yaitu menyangkal diri, memikul salibnya sendiri setiap hari, (tidak hanya datang beribadah 2 jam seminggu di ibadah kamis, doa capel, doa pagi, tapi dari senin sampai sabtu memikul apa?, Harusnya sebagai murid Yesus yg sejati 24
jam sehari, 7 hari seminggu memiliki hubungan dalam melayani Kristus (terus menerus ikut Yesus) ketika bekerja,belajar, beraktivitas diluar berea, apapun yg kamu lakukan, lakukanlah seperti untuk Tuhan, jika engkau makan atau minum lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan). Memikul salib disini bukanlah hal menghadapi masalah-masalah sehari-sehari (Tidak cocok dgn teman sekamar; menganggap itu sebagai memikul salib, tidak bisa bayar uang sekolah: menganggap itu sebagai memikul salib dll). Perhatikan saudara-saudara “memikul salib” adalah inti dari Injil yang diajarkan Yesus, dalam bahasanya Paulus “memikul salib” adalah : “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yg hidup, melainkan Kristus yg hidup di dalam aku” (Gal 2: 19-20). Jadi secara rohani Salib Kristus merupakan lambang penderitaan (1 Petrus 2:21; 4:13), kematian (Kisah Para Rasul 10:39), kehinaan (Ibrani 12:2), cemoohan (Matius 27:39), serta penyangkalan diri (Matius 16:24), Yesus rela mengalami semuanya itu, disalibkan, mati, dikuburkan, dan bangkit untuk menebus dosa-dosa kita, maka setiap orang yang memikul salibnya sendiri karena Yesus pastilah akan mengalami hal yang sama seperti Sang Guru, Yesus Kristus, itulah ciri murid Kristus yg sejati, sama seperti gurunya. (Each follower has a cross which he must bear as Jesus did his. [Bastaz)

3. Komitment memberikan seluruh hidupnya kepada Kristus lebih dari apapun sampai akhir. (ay. 28, 33)
Menjadi murid Yesus
, yang pertama di dalam (ay.28), diumpamakan seperti seorang yg mau mendirikan sebuah menara tidakkah duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu…kalimat duduk dalam Bagian ini penulis mengartikannya dengan mempertimbangkan secara matang terlebih dahulu sebelum memutuskan mengikuti Yesus, tidak hanya sekedar emosi sesaat, coba-coba, ikut-ikutan, karena ongkos (ah ikut Yesus ajalah dengan masuk ke Berea, toh aku tetap sekolah tinggi kan biayanya lebih murah disbanding sekolah-sekolah lain)  menjadi murid Yesus bisa saja hubungan keluarga terputus, pekerjaan hilang, kerugian materi, harus meninggalkan dosa-dosa, bahkan kehilangan nyawa. (benih di tanah yang berbatu, tidak dalam berarakar, sesaat saja tumbuh ketika ada tantangan langsung mati.
Yang kedua (ay.33) menjadi murid Yesus diumpamakan seperti raja yg mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu… (mempertimbangkan secara matang lebih dahulu, tidak hanya emosi tapi juga dengan pikiran yg matang dan sepenuh hati). Dua perumpamaan ini maksudnya sama pada ay.33 “Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak mendapat menjadi murid-Nya. (Contoh Paulus Fil 3: 7-8). Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Beberapa kali Yesus bertemu dengan orang-orang yg mau mengikut Yesus tapi setengah hati, tidak rela berkomitmen memberikan seluruh hidupnya kepada Yesus, hati mereka belum bisa mengucapkan selamat tinggal kepada miliknya, apakah itu keluarga, (Luk 9: 59-61), dan harta (Mat 19: 21-22).
Akibat dari tidak dapat memenuhi syarat yg ditetapkan Yesus untuk menjadi murid-Nya, tidak hanya tidak bisa menjadi murid-Nya yg sejati tapi juga digambarkan seperti garam yg kehilangan asinnya, menjadi tawar, tidak ada lagi gunanya menurut fungsinya, akhirnya dibuang orang. Orang –orang Kristen yg kompromi dengan selera dunia ini akan kehilangan penagaruh asinnya bagi dunia yg sedang membusuk, gagal menjadi murid Yesus yg sepnuh hati, akhirnya tidak berguna bagi Kerajaan Allah,Injil, dan gereja, dan ini berbahaya karena keselamatan hidup yg kekal dan menjadi murid Yesus yg sejati adalah satu kesatuan sebagai bukti iman yg menyelamatkan,

Penutup: Sudahkah kita menjadi murid Yesus yang sejati? Mau belajar untuk mengikuti ajaran-Nya? Melakukan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya? Mengalami seperti yang dialami-Nya? Sudahkah kita memenuhi 3 syarat menjadi murid Yesus : 1.Mengasihi Yesus nomor satu lebih dari apapun juga,2.Rela menderita dan terus menerus mengikuti Yesus? 3. Komitmen memberikan seluruh hidupmu kepada Kristus sampai akhir?
Apakah Anda saat ini hanya sebagai Fans atau sudah menjadi Follower Kristus? Dalam hati kita mungkin bergumul  ingin menjadi follower Kristus tetapi ada tantangan yang kita hadapi. Yesus jelas ingin kita menjadi seorang follower lebih dari hanya sekedar seorang Fans, Dia  ingin kita menjadi orang yang mau merespon dan menaati perintah-Nya.
Yesus berjanji untuk menyertai dan memberkati kita yang sungguh-sungguh mau mengikuti-Nya seperti ucapan-Nya kepada para pengikut-Nya 2000 tahun lalu: "Aku menyertai kamu sampai pada kesudahan zaman." Mari kita responi perintah Tuhan itu karena ada sukacita dan berkat yang real menjadi Follower Kristus.

1. Kita menjadi Fans ketika kita memutuskan hanya untuk percaya pada Yesus namun tidak membuat komitmen untuk mengikuti-Nya.

2. Mengikuti Yesus bukanlah sesuatu yang dapat Anda lakukan di malam hari ketika tidak ada yang memperhatikan.

3. Ketika ada sebuah pesan yang menantang, apakah Anda melihatnya lebih sebagai suatu gangguan terhadap hidup Anda? Atau kesempatan untuk lebih menjadi seperti Yesus?

4. Apakah Anda memiliki beberapa bentuk Kafetaria Kristen, di mana Anda nyaman dengan segala sesuatu dan tidak akan ada gangguan dalam cara saya menjalani hidup? Misalnya, Anda bisa mengambil dan memilih apa pesan yang ingin Anda ikuti dan yang tidak karena tidak sesuai dengan gaya hidup Anda?

6. Mengikut Yesus  tidak nyaman dan tidak mudah - Fans pulang di tengah hujan - Follower bertahan dan bahkan terus berjalan walaupun hujan.

7. Follower menempatkan prioritas melayani Yesus di atas segalanya - Fans membiarkan hal-hal lain sebagai prioritas ketimbang melayani Yesus.

8. Fans kadang-kadang akan mendukung ke pribadi yang lain - Follower terus bertahan, yang lain tidak  penting lagi.

9. Sementara "penggemar" Yesus hanya ingin berada di fan club asalkan Yesus melakukan sesuatu yang spektakuler, seorang follower terus takjub dan terpesona pada semua karya Yesus - bahkan di saat-saat tenang dan hanya dilihat oleh sedikit orang - Follower akan tetap mengikuti Tuhan Yesus Yesus dengan cara yang sama.

 10. Follower berkomitmen. Fans dapat berubah-ubah.

11. Follower percaya pada pemimpin mereka. Fans percaya pada pemimpin mereka hanya ketika menguntungkan mereka.

12. Fans menempatkan Tuhan di belakang daftar prioritas mereka. Untuk urutan prioritasnya adalah: Saya pertama, baru Tuhan. Follower berusaha untuk menjadikan Allah yang terutama.

13. Follower bertanya "Apa yang telah saya lakukan untuk Anda?" belakangan ini. Fans bertanya "Apa yang telah Anda lakukan untuk saya akhir-akhir ini?"

14. Follower dituntut untuk memikul Salib setiap hari, tetapi Fan jarang setia karena sangat tidak menyenangkan untuk mati bagi diri sendiri setiap hari.

15. Fans cenderung ingin pengalaman puncak gunung, tetapi ketika berada di lembah, para Fans melarikan diri.

16. Follower men-sharingkan Kristus secara terbuka, Fans merayakan-Nya secara privat alias tersembunyi.

17. Follower mengasihi satu sama lain. Follower mengasihi musuh-musuh mereka. Fans mengambil dan memilih siapa yang akan  mereka kasihi.

18. "Fans tidak keberatan Yesus membuat beberapa perubahan kecil dalam hidup mereka, tetapi Yesus ingin mengubah hidup kita secara radikal."  "Fans tidak keberatan Dia melakukan sedikit sentuhan, tetapi Yesus menginginkan renovasi menyeluruh." - Pendeta Kyle Idleman.

19. "Banyak orang saat ini menyebut diri mereka Kristen, mereka ingin hal itu menjadi identitas mereka," kata Idleman. "Tapi ketika Anda menyebut diri Anda orang Kristen maka Anda adalah pengikut Kristus dan banyak dari kita yang mengikuti Kristus cukup dekat hanya ingin mendapatkan manfaat dari hubungan tetapi tidak begitu dekat sekali karena membutuhkan suatu komitmen atau pengorbanan." - Pendeta Kyle Idleman.

20. Follower bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Fans bertahan untuk jangka waktu yang  pendek.


Altar call: Kuberikan hatiku dan jiwaku…semuanya bagi-Mu


Kamis, 10 November 2016

Pengorbanan vs memuliakan diri



Teks                 : Ester 5:1-14
Judul               : Pengorbanan vs Memuliakan Diri
Pendahuluan   :                                                               
Memberikan perbandingan mengenai kasih dan kesombongan.
Proposisi : sebagai orang Percaya, setiap pengorbanan kita harus dilaksanakan dengan kasih
Kalimat tanya: mengapa kita harus berkorban dengan kasih?
Kalimat peralihan: ada beberapa bagian penting yang akan kita pelajari bersama

Bagut:
1.      1. Bertindaklah dengan kasih
Tindakan orang akan memperlihatkan isi hatinya. Ester yang rela menanggung risiko kehilangan nyawa, kemudian mendapat perkenan Raja Ahasyweros. Lalu Ester mengundang Raja Ahasyweros dan Haman ke perjamuan yang dia adakaN. Namun Ester tidak segera mengajukan permohonannya, walau raja berjanji akan memenuhi permintaan Ester, apa pun itu. Mungkin Ester melihat bahwa saat itu bukan waktu yang tepat. Atau mungkin juga Ester sedang ingin membuat raja merasa nyaman dulu dan tidak merasa dipaksa. Sebab itu, Ester harus punya alasan tepat untuk menunda pengajuan permintaannya pada raja. Bila tidak, penundaan ini dapat saja mengakibatkan perasaan raja berubah, atau Haman mungkin saja bisa menengarai maksud Ester. Sampai saat itu Haman memang belum "mencium" hubungan antara Ester dan Mordekhai. Maka Ester mengundang raja dan Haman untuk kembali datang ke perjamuan pada hari berikut.
Berbeda dengan Ester yang bertindak karena kasih, Haman bertindak karena terlalu dikuasai nafsu. Kesuksesan yang telah dia raih, sesungguhnya telah membuat ia dapat memiliki segala sesuatu. Akan tetapi, penghargaan yang telah dianugerahkan raja kepada Haman terasa belum cukup bila Mordekhai belum menghormati dirinya. Hal itu membuat hatinya gelap. Sukacita atas anugerah raja lenyap bila melihat Mordekhai tidak mau bersujud dihadapannya. Tak heran bila ia bergembira ketika mendengar masukan dari istri dan sahabat-sahabatnya. Mereka menyuruh Haman untuk menggantung Mordekhai.
Hati yang dipenuhi dengan nafsu untuk memuliakan diri akan melahirkan kebencian yang tak masuk akal dan bersifat destruktif. Hasilnya: mengorbankan orang lain demi memenuhi hasrat diri. Sementara hati yang dipenuhi dengan kasih kepada sesama, menghasilkan tindakan yang rela mengorbankan diri demi hidup orang lain. Jenis hati yang bagaimana yang Anda miliki? Pada saat negara mengalami masa kritis, kita sering mendengar suatu pernyataan: "Perkembangan politik berubah setiap satu detik". Nuansa inilah yang melatarbelakangi kisah Ester yang dimulai dengan penegasan: "Pada hari yang ketiga". Inilah hari penentuan, siapa yang akan memenangkan peperangan, Ester yang menyelubungi dirinya, atau Haman dengan rencana terselubungnya.
Ester telah mempersiapkan suatu strategi yang cermat dan penuh risiko, yang bukan sekadar mempertaruhkan nyawanya sendiri tetapi juga nyawa semua orang sebangsanya. Ia menggunakan dan memaksimalkan kesempatan sekecil apa pun, berdandan secantik mungkin, dan tidak gegabah menyampaikan maksudnya (1,4,7-8). Namun di balik semuanya itu ada sesuatu yang terjadi, yang hanya dimungkinkan karena adanya tangan Tuhan yang bekerja serta memberikan kasih karunia. Ester melanggar peraturan dan seharusnya menerima hukuman mati, namun sebaliknya ia justru mendapat perkenan raja.

2.     2. Sadarlah bahwa Tuhan ada dibalik semuanya untuk menolong kita
Pada hari itu juga berkumpullah dalam satu pesta ketiga orang paling penting yang menentukan nasib banyak orang dalam kerajaan Persia: Ahasyweros, Ester, dan Haman. Haman dalam kesombongannya meninggikan dirinya sendiri sementara ia tidak menyadari perubahan yang terjadi. Ia bersama istri dan sahabat-sahabatnya merancangkan hal yang jahat bagi Mordekhai, namun ia tidak menyadari bahwa dirinya sedang masuk dalam perangkap yang dibuatnya sendiri. Tuhan tidak tinggal diam, Ia mengatur perubahan, Ia Raja di atas segala raja yang memberikan kasih karunia kepada Ester  umat kepunyaan-Nya dan jerat bagi Haman  musuh-Nya yang meninggikan diri.
Di tengah kecamuk politik Indonesia yang terus berubah, kita perlu mendukung orang Kristen yang duduk di pemerintahan agar berani menghadapi risiko serta melangkah dengan iman kepada Tuhan yang membuat perubahan. Kiranya mereka bersikap bijaksana, membuat strategi yang cermat dan tepat demi terwujudnya tujuan yang mulia.

Kesimpulan
Perubahan-perubahan apakah yang sedang terjadi dalam diri Anda? Apa yang menyebabkan perubahan itu, kasih karunia Tuhan atau kesalahan yang menjerat dan menumpulkan kepekaan Anda?datanglah pada Tuhan, dan temukan jawaban atas perubahan yang terjadi!
Raja dengan ramah menerima Ester dan Ester sebagai balasan mengundang raja dan Haman untuk menghadiri sebuah perjamuan pribadi. Pada saat perjamuan raja berjanji untuk memberikan apa saja yang diminta oleh Ester; dan Ester meminta agar mereka berdua berkenan untuk hadir di dalam perjamuan pribadi yang kedua keesokan harinya. Haman sangat senang dengan undangan istimewa tersebut namun masih jengkel dengan penolakan Mordekhai untuk berlutut di hadapan dirinya. Istri dan para sahabat Haman mengusulkan agar Haman memohon izin dari raja untuk menggantung Mordekhai pada tiang yang telah disiapkan olehnya.